Forum Zakat Daerah (FoZDA) Lumajang akhirnya resmi terbentuk dengan terpilihnya ketua yang baru, Moh. Chudzil Chikmat masa bakti 2022-2025 melalui deklarasi bersama Kementerian Agama dan BAZNAS Lumajang sebagai dewan pembina serta 14 lembaga zakat lainnya sebagai anggota yang dilaksanakan di Aula BKD, Rabu (15/06).
Acara deklarasi Forum Zakat di Lumajang dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Lumajang Ir. Hj. Indah Amperawati, M.Si , deklarasi di lumajang saat ini adalah yang ketujuh sementara ada beberapa deklarasi yang telah diresmikan di kabupaten/kota sebelumnya seperti kabupaten ponorogo, jember, malang, bojonegoro, kediri raya dan madiun ungkap Kholaf Hibatulloh, S.HI ketua FoZ Jawa Timur mengawali sambutannya.
Lembaga zakat di Lumajang yang ikut dalam acara deklarasi Forum Zakat diantaranya : Saku Yatim, Yatim Mandiri, YDSF, Al-Azhar, BMH, Lazisnu, DDI, Lazismu, LAZ Persada, Kotak Amal Indonesia, BMSI, Rumah Zakat, Sahabat Yatim Dhu’afa dan DT Peduli.
FoZ merupakan salah satu rumah bersama bagi lembaga zakat (LAZ) yang ada, sebagai wadah koordinasi serta konsolidasi program secara bersama-sama untuk menjembatani muzakki dengan mustahik sehingga syiar zakat semakin kuat, berdampak lebih besar dan masif bagi kemanfaatan masyarakat. Ruang yang lebar untuk mensinergikan program bersama adalah tujuan FoZda dibentuk, alhamdulillah program forum zakat daerah yang telah terealisasi di lumajang diantaranya : Penanganan respon erupsi Semeru dengan nilai bantuan tunai Rp. 2,6 M dan bantuan non tunai sebanyak 42 ribu jenis, melibatkan 62 lembaga zakat dalam skala kabupaten, provinsi dan nasional, Gempa Kaliuling 2021 dan Baksos di B28 Argosari Senduro tahun 2018, jelas ketua FoZ Jatim.
Proses pembinaan secara kelembagaan terus diupayakan kantor kementerian agama kabupaten Lumajang diantaranya monitoring pengelolaan ZIS, H. Muhammad Muslim, M.Sy berharap bahwa sesama lembaga zakat harus bergerak bersama, mempetakan wilayah-wilayah tertentu, sebagai contoh bagaimana menekan angka kemiskinan di daerah rawan pendangkalan iman dengan meluncurkan program pemberdayaan agar masyarakat yang awalnya muallaf tidak beralih keimannnya hanya persoalan ekonomi, kita harus merespon cepat mustahik golongan ini, kalah cepat membuat mereka berpotensi pindah ke lain hati, ujar pria asli kota suwar suwir.
Salah satu indikator keberhasilan lembaga zakat adalah membangun komunikasi secara intens dengan para donatur/muzakki artinya harus ada hubungan informatif dua arah, merawat bentuk komunikasi seperti ini akan lebih menambah semangat dan optimis berdonasi apalagi perlu sekali-kali para muzakki diinformasikan/ikut mendampingi saat ada momen distribusi kepada mustahik bahwa amanah zakat/infaq dan shadaqahnya telah disalurkan dan diterima secara riil manfaatnya oleh para mustahik, jelas bunda Indah sapaan akrab wakil bupati Lumajang.
Termasuk juga membangun dan merawat komunikasi dengan para mustahik agar tidak hanya sebagai penerima manfaat dari muzakki/donatur juga harus didorong agar dana yang diterima itu dapat merubah nasib dan mentalnya. Kalau dalam visi BAZNAS menjadikan para mustahik menjadi muzakki, visi ini tidak hanya slogan semata melainkan menjadi motifasi bagi para amilin bahwa program pemberdayaan ekonomi yang dikemas dalam program makmur BAZNAS adalah salah satu terobosan dalam memberikan solusi masalah-masalah sosial di masyarakat, pungkasnya.