211
Sebuah penelitian kontroversial datang dari lembaga riset SMERU Institute. Penelitian yang dilakukan di Indonesia itu menyebutkan kalau anak yang lahir dan tumbuh di keluarga miskin cenderung akan tetap miskin ketika sudah dewasa.
https://smeru.or.id/id/article-id/mengapa-anak-dari-keluarga-miskin-cenderung-akan-tetap-miskin-ketika-dewasa-penjelasan
Penelitian yang telah dipublikasikan di makalah internasional Asian Development Bank (ADB) menunjukkan pendapatan anak-anak miskin setelah dewasa 87% lebih rendah dibanding mereka yang sejak anak-anak tidak tinggal di keluarga miskin.
Menggunakan data yang diambil dari kehidupan rumah tangga di Indonesia atau yang disebut dengan Indonesian Family Life Survey (IFLS), tim peneliti SMERU Institute yang dipimpin oleh Mayang Rizky, Daniel Suryadarma, Asep Suryahadi mengolah data dari 1.522 anak dan membandingkan pendapatan mereka pada tahun 2000 ketika mereka berusaha 8-17 tahun dengan pendapatan mereka pada 2014 ketika mereka menginjak usia 22-31 tahun.
Penelitian itu makin memperjelas fakta bahwa keluar dari jerat kemiskinan nyatanya memang nggak semudah yang dibayangkan dan nggak semulus yang terlihat di film atau sinetron layar kaca. Dan kesimpulan dari penelitian ini, sebabnya karena :
1. Perbedaan pola asuh yang bisa turut menentukan nasib kesuksesan seseorang. Dalam masyarakat tidak kaya (miskin) pola asuhnya cenderung otoriter dan reaktif, sering kali anak mendapatkan perlakuan kasar , ketidak harmonisan dan keakraban yang diharapkan anak.
2. Pola Pikir yang mempengaruhi perilaku seseorang , sehingga Ketika pola pokirnya tidak positif maka tingkah lakunya pun tidak baik
3. Pola Keyakinan , sering dari keluarga tidak kaya ini pesimis dan menularkan keyakinan yang kurang positif atas kemampuan anak
4. Akses Pendidikan formal dan non formal , di kalangan anak orang kaya mereka memiliki akses digital dan akses penunjang Pendidikan seperti les, privat dan lain nya sehingga ini menjadi pembeda.
5. Jejaring / Previlage keluarga yang bisa diakses oleh anak dan keluarga , bagi keluarga kaya jejaring ini menjadi hak istemewa karena lingkungan pergaulan yang luas sedang keluarga tidak kaya.
6. Start finansial yang berbeda antara anak orang kaya raya dan tidak kaya.
Dan sederhananya ada 3 sifat yang harus kita hapuskan dalam diri kita , yang menjadi penghalang kita untuk Sukses dan kaya , dan menjadi pemghalang besar untuk mengantarkan buah hati lebih baik di masa depan nya , yaitu B.E.J .
- Blame
- Exuce
- Justification
Kita bahas dengan singkat dan solusi sifat positif yang harus kita punyai agar memiliki Hasrat sukses dan keyakinan untuk maju lebih baik.
1. BLAME = MENYALAHKAN.
Sering keluarga yang tidak kaya ini, isi didalam kehidupan nya suka menyalahkan keadaan, Nasib yang menimpa mereka , sehingga mereka ingin mendapatkan rasa iba dari orang lain. Maka Ketika kita memiliki sifat dan pola seperti ini maka kesuksesan itu akan menjauh , karena isi hati dan pikiran kita adalah sesuatu yang tidak positif , apalagi Allah yang maha segalanya sesuai dari prasangka hamba NYA.
Allah berfirman
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا () إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا () وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan BERSIFAT KELUH KESAH lagi kikir. Apabila ia ditimpa KESUSAHAN IA BERKELUH KESAH, dan apabila ia MENDAPAT KEBAIKAN (HARTA) IA AMAT KIKIR.” (Q.S. Al-Ma’arij: 19-21)
Ayat di atas menegaskan bahwa pada umumnya manusia itu suka mengeluh. Mereka punya sifat buruk berupa keinginan (ambisi) yang berlebihan, sedikit kesabaran, banyak berkeluh kesah. Jika ditimpa kesulitan berupa kemiskinan atau sakit, mereka banyak mengeluh, meratapi nasib, mengutuk keadaan, serta diliputi kesedihan berkepanjangan.
Tetapi sebaliknya, jika diberi kebaikan dan kemudahan berupa kesehatan yang sempurna, kekayaan melimpah, pangkat yang tinggi, jabatan yang prestisius, mereka cenderung bersifat kikir, sombong dan tidak peduli dengan orang lain.
Itulah beberapa sifat buruk manusia pada umumnya. Ketika kesulitan hidup datang mendera. Dia merasa seolah-olah langit akan runtuh, bumi bergoncang dan dunia akan kiamat. Dia kabarkan ke setiap orang yang dijumpainya bahwa dia tengah dalam kesulitan dan kesengsaraan.
Dia ceritakan penderitaannya kepada semua orang. Dia ingin orang lain tahu bahwa dia sedang dalam keadaan susah, dengan harapan setiap orang akan iba dan menaruh belas kasihan kepadanya. Dia tidak pernah berpikir sedikit pun tentang karunia serta nikmat yang telah Allah berikan kepadanya. Dia hilangkan semua kebaikan Allah kepadanya.
Sifat selalu menyalakan keadaan, Nasib dan berkeluh kesah harus di hapuskan dari diri kita , dan SOLUSI nya digantikan dengan Sifat SYUKUR dan SABAR
Dan dalam kehidupan ini, kita tidak akan pernah lepas dari nikmat dan begitu juga tak akan bisa lepas dari musibah dan cobaan. Saat mendapatkan nikmat dan saat menghadapi musibah, Agama Islam telah memberikan panduan dengan senantiasa memegang dua prinsip, yakni: asy-syukru indan niam (bersyukur ketika mendapat nikmat) dan ash-shabru indal musibah (bersabar saat mendapatkan musibah). Kedua hal ini pun bisa menjadi barometer (ukuran) keimanan seseorang yang akan menjadikannya kuat dan sabar dalam menjalani kehidupan yang terus mengalami perubahan ini.
Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Imam Al-Munawi berkata dalam Faidhul Qadir, “Keadaan seorang mukmin semuanya itu baik. Hanya didapati hal ini pada seorang mukmin. Seperti itu tidak ditemukan pada orang kafir maupun munafik. Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersyukur. Ketika ia ditimpa musibah, ia bersabar. Ia akan dicatat termasuk orang yang bersabar.
Tentang SYUKUR, Allah tegaskan :
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” ( Ibrahim ayat 7)
Dijelaskan pada surat Ibrahim ayat 7 bahwasanya Allah SWT akan menambahkan kenikmatan kepada siapa pun yang bersyukur kepada Allah SWT. Akan tetapi apabila kamu lupa akan nikmat-Nya, lupa akan bersyukur, maka Allah SWT akan mencabut nikmat tersebut dan melakukan perhitungan di akhirat.
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. ( Al-Baqarah ayat 152)
Melalui surat Al-Baqarah ayat 152, Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk mengingat kepada-Nya sebagai bagia dari ungkapan syukur. Di mana hal tersebut dapat dilakukan melalui zikir dengan mengucap hamdallah serta perbuatan dengan membagikan sedikit rezeki kepada orang yang membutuhkan.
Tentang SABAR , Allah mengaskan bahwa manusia akan selalu diberi cobaan musibah yang termaktub dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Dalam ayat ini, sabar menjadi perisai dan senjata orang-orang beriman dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. Perasaan takut, kelaparan, kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah-buahan adalah ujian yang bakal kita hadapi dalam kehidupan ini. Tidak ada yang melindungi kita dari ujian-ujian berat itu selain jiwa kesabaran yang telah dikaruniakan Allah kepada kita.
Lalu siapakan orang yang bersabar itu? Diterangkan dalam ayat selanjutnya, dalam Surat Al-Baqarah Ayat 156:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (Sesungguhnya semua dari Allah dan semua akan kembali kepadaNya
Dari sini bisa disimpulkan bahwa orang ber iman ( orang sukses ) itu didalam dirinya terkumpul sifat SYUKUR dan SABAR.
Lanjut ke bagian 2
link kajian : sumber