Ayah dan Bunda sering kan kita mendengar, ungkapan yang berbunyi bahwa ‘ridho Allah bergantung dari ridho orang tua’ mungkin terdengar tidak asing bagi kita. Ungkapan tersebut dinukil dari hadits yang berbunyi,
Ø±ÙØ¶ÙŽØ§ اَللَّه٠ÙÙÙŠ Ø±ÙØ¶ÙŽØ§ Ø§ÙŽÙ„Ù’ÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù, وَسَخَط٠اَللَّه٠ÙÙÙŠ Ø³ÙŽØ®ÙŽØ·Ù Ø§ÙŽÙ„Ù’ÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù
Artinya: “Ridho Allah SWT bergantung dari ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT bergantung dari kemurkaan orang tua,” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)
Dan ayah bunda terasakah kalau sering kali kita memahami hadist ini seperti kalimat “ JIKA , MAKA “ , Jika anak ku rajin sholat, jika anak ku hafal al Quran juz sekian , jika anak ku sukses maka aku ridhoi dia, aku senang. Ya kalimat ini benar , namun sering kali akhirnya seolah olah rasa ridho kita bersyarat.
Atau sebaliknya jika anakku tidak sholeh, jika anakku tidak rajin belajar, jika anakku tidak pandai, jika anak ku ….. maka aku marah , aku jengkel , aku kecewa dan tidak ridho kepada nya.
Dan hal ini pun sering kali juga mengenai rasa “BAHAGIA” dalam kehidupan kita. Kita merasa “BAHAGIA” jika ada syarat dengan memakai pola “JIKA MAKA”, misal jika aku berpenghasilan 15 jt /bulan maka aku “BAHAGIA”, jika aku punya mobil maka aku Bahagia, jika aku menikah maka aku Bahagia dst. Akhirnya yang terjadi kita menaruh rasa “BAHAGIA” kita semua dengan “SYARAT”. Ketika syarat itu tidak terpenuhi maka yang ada adalah rasa penyesalan dan tidak bersyukur.
Lantas bagaimana ? maka ada saran dari seorang guru, “BAHAGIA LAH TANPA SYARAT”, syukuri kehidupan ini sebagai anugerah Allah yang luar biasa bagi kehidupan kita , maka nikmat itu hadir dalam kehidupan kita semua.

Allah Ta’ala berfirman,
لَئÙنْ شَكَرْتÙمْ لَأَزÙيدَنَّكÙمْ
“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.†(QS. Ibrahim: 7) (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 124)
Al Hasan Al Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah memberi nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak mensyukurinya, maka nikmat tersebut berbalik jadi siksa.â€
Ibnul Qayyim berkata, “Oleh karenanya orang yang bersyukur disebut hafizh (orang yang menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu terus ada dan menjaganya tidak sampai hilang.†(‘Uddatush Shobirin, hal. 148)
Ayah dan Bunda begitu pula dengan Ridho kita sebagai orang tua terhadap anak-anak kita, bisa jadi sebab rasa jengkel, kecewa kita kepada anak-anak kita yang belum sesuai harapan menambah “tidak ridho nya Allah pada anak kita†sehingga anak anak kita semakin jauh dari jalan NYA, karena kita menggunakan pola JIKA … MAKA.
Ayah dan bunda, Ridhoi anakmu apapun kondisi nya , apakah ia sesuai harapan mu atau belum. Â Jangan lah engkau tidur dulu sampai diri Ayah dan Bunda meridhoi anak-anak Anda. Karena sebab ridho Ayah dan bunda menjadi sebab turunnya ridho Allah kepada anak anak kita yang insya Allah menjadi sebab kebaikannya.
Dr Fauzia Addabbus, seorang psikolog yang amat populer di Kuwait pernah menulis di Twitter, tentang rahasia-rahasia doa seorang Ibu jika tiap malam ia mendoakan anak-anaknya.
Ternyata efek dari twitter itu telah mengubah jalan hidup banyak orang.
Isi twitternya sebagai berikut :
“Wahai para ibu agar jangan engkau tidur tiap malam sebelum kau angkat kedua tanganmu sambil menyebut satu persatu nama anak-anakmu dan mengabarkan kepada-Nya bahwa engkau ridha atas mereka masing-masing.

Begini doanya :
‎ اَللّٰهÙÙ…ÙÙ‘ اÙÙ†ÙÙ‘ÛŒ Ø§ÙØ´Ù’Ù‡ÙØ¯ÙÙƒÙŽ اَنÙÙ‘ÛŒ رَاضÙÙŠÙŽÛƒÙŒ عَنْ Ø§ÙØ¨Ù’Ù†Ù/Ø§ÙØ¨Ù’نَتÙÛŒ….تَمَامَ الرÙّضَی وَكَمَالَ الرÙّضَی ÙˆÙŽÙ…Ùنْتَهَی الرÙّضَی ÙَاللّٰهÙÙ…ÙŽÙ‘ اَنْزÙلْ Ø±ÙØ¶Ù’وَانَكَ عَلَيْهÙمْ Ø¨ÙØ±ÙضَائÙÙ‰ عَنْهÙمْ
Ya Allah.. aku bersaksi kepadaMu bahwa aku ridha kepada anak-anakku….. (sebutkan nama mereka, satu persatu) dengan ridha paripurna, ridha yang sempurna dan ridha yang paling komplit. Maka turunkanlah Yaa Allah keridhaanMu kepada mereka demi ridhaku kepada mereka).
Kemudian setelah berselang beberapa minggu setelah Twitter tersebut, tiba-tiba aku (Dr.Fauziyah) dikejutkan oleh seorang ibu yang berkata:
Bahwa aku telah mengubah kehidupannya secara total, dan sekarang dia merasa dalam kenikmatan yang tak terlukiskan karena akibat doa itu terhadap dia dan anak laki-lakinya yang berumur 22 tahun. Maka berceritalah si Ibu itu:
Sejak kelahiran anakku itu aku hidup dalam penderitaan karenanya. Dia tak pernah shalat dan bahkan jarang mandi, dia sering berdebat panjang denganku, dan tak jarang dia membentakku dan tak menghormatiku, walaupun sudah sering aku mendoakannya.
Maka ketika membaca twittermu aku berkata :
“Mungkinkah omongan ini benar? Tampaknya masuk akal? Dan seterusnya….”
Dan akhirnya kuputuskan untuk mencoba mendoakan.
Lalu setelah seminggu mulai nada suara putraku kepadaku melunak, dan pertama kali dalam hidupku aku tertidur dalam kedamaian. Dan kemudian kudapati putraku mandi, padahal aku tak menyuruhnya. Minggu kedua dan aku terus mendoakannya sesuai anjuranmu…
Dia membukakan pintu untukku dan menyapaku, “Apa kabar Bunda?” dengan suara lembut yang tak pernah kudengar darinya sebelum itu. Aku gembira tak terkira walaupun aku tak menunjukkan perasaanku kepadanya sama sekali. Empat jam kemudian aku menelponnya di ponselnya, dan ia menjawabku dengan nada yang berbeda dari biasanya, “Bu, aku di samping masjid dan aku baru akan shalat waktu Bunda menelponku. Maka akupun tak mampu menahan tangisku, bagaimana mungkin ia yang tak pernah shalat bisa mulai shalat dan dengan lembut menanyaiku apa kabar?
Tak sabar aku menanti kedatangannya dan segera kutanyai sejak kapan engkau mulai shalat?
Jawabnya, Aku sendiri tak tahu Bu, waktu aku didekat masjid mendadak hatiku tergerak untuk shalat.”
Sejak itu kehidupanku berubah 180 derajat, dan anakku tak pernah lagi berteriak-teriak kepadaku dan sangat menghormatiku. Tak pernah aku mengalami kebahagiaan seperti ini walaupun aku sebelumnya sering hadir di majelis-majelis zikir dan pengajian-pengajian.
Doa Bunda itu ampuh
Karena beratnya kehidupan sehari-hari seringkali seorang Bunda melupakan doa untuk anak-anaknya. Sering juga dia menganggap bahwa pusat-pusat bimbingan psikologi adalah jalan lebih baik untuk perkembangan anak-anaknya. Padahal justru doa Bunda adalah jalan tersingkat untuk mencapai kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat.
Jangan pernah bilang, “Ah anakku masih kecil, ngapain didoakan?”
Jadi doakan mereka mulai sekarang, dan jadilah orang yang bermurah hati dengan doa-doamu untuk mereka. Allah telah mengkaruniai para Bunda sebagai wasilah bagi anak-anak kita dalam hubungan mereka dengan Allah melalui doa-doa kita untuk mereka.
Ya, Kita bisa melakukannya kapanpun kita mau, dan kita bisa mengetuk pintuNya kapanpun kita mau dan Allah tak pernah mengantuk dan tak pernah tidur. Ridhoi anak anakmu apapun keadaannya, terlepas mereka telah sesuai harapanmu atau belum, tengadahkan tangamu untuk anak-anakmu, sebab ridho dan doa-mu menjadi sebab RIdho Allah hadir membimbing mereka Insya Allah.